Table of Contents
Impact Langganan Centang Biru untuk Influencers, Perusahaan dan Instagram Sendiri
Udah langganan centang biru? Followers naik ga? Engagement naik ga? Kalo Omset naik donk?
Instagram baru-baru ini mengubah cara sistem Verifikasi Centang Biru-nya, memungkinkan user Instagram membayar biaya langganan untuk mendapatkan centang biru. Perubahan ini pastinya memiliki dampak signifikan pada perusahaan yang sudah terverifikasi dan para influencer, karena centang biru tidak lagi eksklusif seperti dulu.
Dampaknya pada Existing Influencer
Influence Erotion: Para influencer yang sudah bekerja keras untuk mendapatkan verifikasi bisa melihat “influence” yang mereka miliki menurun ketika centang biru menjadi kurang eksklusif.
Authencity: Keaslian dan kredibilitas influencer yang sudah terverifikasi yang sudah bekerja keras membangun image mereka, bisa terganggu, dan followers mereka mungkin mempertanyakan apakah konten dan engagement yang mereka miliki itu real adanya.
Perubahan Penilaian dari Brand/ Produk yang ingin bekerjasama: Ketika verifikasi menjadi kurang penting, pemilik brand mungkin akan melirik metrik lain, seperti tingkat engagement dan demografi followers saat memilih influencer untuk bekerja sama.
Monetization: Para influencer yang mendapatkan penghasilan lebih karena status terverifikasi mereka mungkin menghadapi tantangan saat nilai dari status terverifikasi ini menurun.
Dampak pada Perusahaan yang Sudah Terverifikasi
Prestige Berkurang: Perubahan ini memicu kekhawatiran di kalangan perusahaan yang sudah terverifikasi, karena status eksklusif yang mereka upayakan untuk dicapai bisa kehilangan nilai prestige-nya. Perusahaan yang dulu mendapatkan verifikasi dengan memenuhi kriteria yang ketat mungkin merasa bahwa usaha keras diselewengkan.
Trust Issue: Sekarang ketika verifikasi bisa dibeli, bisa sulit untuk mempercayai perusahaan yang sudah terverifikasi. Beberapa pengguna mungkin melihat verifikasi sebagai transaksi jual beli semata.
Persaingan Dapat Menjadi Lebih Sengit: Model verifikasi seperti ini bisa menyebabkan lonjakan akun yang terverifikasi, membuat lebih sulit untuk menonjol dan diperhatikan. Perusahaan yang sudah terverifikasi dan telah lama berkecimpung di platform ini mungkin akan kesulitan untuk menonjol seiring bertambahnya jumlah akun centang biru.
Penyalahgunaan dan Spam: Kini bahwa verifikasi terbuka untuk lebih banyak orang, ada kekhawatiran tentang akun spam dan orang yang ingin memanipulasi sistem. Ini bisa menyebabkan lebih banyak akun yang terverifikasi yang tidak bisa dipercaya.
Dampak Secara Keseluruhan pada Instagram Sendiri
Extra Income: Pilihan Instagram untuk membebankan biaya untuk verifikasi telah menghasilkan pundi uang yang besar dalam bentuk biaya langganan. Pendapatan baru ini bisa digunakan untuk meningkatkan interaksi pengguna dengan Instagram, melawan spam, dan menambah fitur baru.
Persepsi User Instagram: Karena centang biru menjadi kurang eksklusif, citra platform sebagai tempat interaksi nyata dan informasi yang dapat dipercayai bisa terganggu.
Penyesuaian Algoritma dan User Experience: Karena lebih banyak akun yang terverifikasi bergabung dengan Instagram, mungkin perlu dilakukan banyak perubahan pada algoritma Instagram.
Dampak pada User Engagement: Jika mendapatkan verifikasi menjadi mudah, lebih banyak pengguna akan aktif mencoba mendapatkan verifikasi, yang akan meningkatkan engagement Instagram secara keseluruhan.
In a Nutshell
Pilihan Instagram untuk membuat Verifikasi Centang Biru menjadi layanan berbayar mau tidak mau telah mengubah persepsi Instagram di mata penggunanya dan menyebabkan pengguna, perusahaan, dan influencer merespons dengan cara yang berbeda. Meskipun perubahan ini menghasilkan uang dan mendatangkan lebih banyak user baru, hal ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai validasi sistem verifikasi Instagram. Seiring dengan perubahan lanskap media sosial yang terus berubah, Essentials! Creative Agency akan terus memantau dampak jangka panjang pada user engagement, platform perception, serta algoritma Instagram baru akibat dari perubahan ini.
—
Translated loosely from an article by Tommy Fabianus